Filza Fardhila
19511217
2PA05
1. Konsep
kesehatan berdasarkan dimensi : emosi,intelektual, sosial, fisik, dan
spiritual.
Pengertian
sehat pada umumnya didefinisikan sebagai sesuatu yang berfokus pada jasmaniah,
seperti bebas dari penyakit atau tidak cacat dan kurang memperhatikan hal yang
bersifat mental.
Konsep sehat
itu sendiri yang memang lebih banyak ditemuii konsep tentang sakit, ini membuat
pemahaman tentang sehat mengalami kerancuan dalam batasan kesehatan sebagai
pegangan suatu derajat yang harus dicapai seseorang. Ada perbedaan antara model
kesehatan Barat dan Kesehatan Timur. Baratt lebih memandang kesehatan bersifat
dualistik yaitu mengibaratkan manusia sebagai mesin yang sangat dipengaruhi
oleh dominasi medis. Sedangkan Timur lebih bersifat holistik, yaitu meliahat
sehat lebih secara menyeluruh saing berkaitan sehingga berpengaruh pada cara
penanganan terhadap penyakit. WHO mendefinisikan kesehatan sebagai: “… keadaan
(status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya
suatu keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan … “ (Smet,
1994).
Sehat dapat dikatakan, sutatu
kondisi normal (baik) secara fisik , emosi (EQ), intelektual (IQ)l, spritual
(SQ) dan sosial. Dari pernyataan diatas sudah bisa didapat
tentang dimensi sehat, berikut pemahamannya:
1. Fisik
Diakatakan sehat bila secara
fisiologis (fisik) terlihat normal tidak cacat, tidak mudah sakit, tidak
kekurangan sesuatu apapun
2.
Emosi
Orang yang sehat secara emosi
dapat terlihat dari kestabilan dan kemampuannya mengontrol dan mengekspresikan
perasaan (marah, sedih atau senang) secara tidak berlebihan. Mampu
mendidiplikan diri.
3. Intelektual
Dikatakan sehat secara
intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik
mampu melihat realitas. Memilki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau
mengambil keputusan
4. Spiritual
Sementara orang yang sehat
secara spiritual adalah mereka yang memiliki suatu kondisi ketenangan jiwa
dengan id mereka Secara rohani dianggap sehat karena pikirannya jernih tidak
melakukan atau bertindak hal-hal yang diluar batas kewajaran sehingga bisa
berpikir rasional
5. Sosial
Sehat secara sosial dapat
dikatakan mereka yang bisa berinteraksi dan berhubungan baik dengan
sekitarnya.mampu untuk bekerja sama
2. Teori perkembangan kepribadian menurut para
tokoh
a. Teori Perkembangan Kepribadian Sigmun Freud
Teori
psikologi Freud didasari pada keyakinan bahwa dalam diri manusia terdapat suatu
energi psikis yang sangat dinamis. Energi psikis inilah yang mendorong individu
untuk bertingkah laku. Menurut psikoanalisis, energi psikis itu berasumsi pada fungsi
psikis yang berbeda yaitu: Id, Ego dan Super Ego.
Id
merupakan bagian palung primitif dalam kepribadian, dan dari sinilah nanti ego
dan Super Ego berkembang. Dorongan dalam Id selalu ingin dipuaskan dan
menghindari yang tidak menyenangkan.
Ego merupakan
bagian “eksekutif” dari kepribadian, ia berfungsi secara rasional berdasakan
prinsip kenyataan. Berusaha memenuhi kebutuhan Id secara realistis,yaitu
dimana Ego berfungsi untuk menyaring dorongan-dorongan yang ingin dipuaskan
oleh Id berdasarkan kenyataan.
Super Ego merupakan gambaran internalisasi nilai moral masyarakat
yang diajarkan orang tua dan lingkungan seseorang. Pada dasarnya Super Ego
merupakan hati nurani seseorang dimana berfungsi sebagai penilai apakah sesuatu
itu benar atau salah. Karena itu Super Ego berorientasi pada kesempurnaan.
Menurut
Freud fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut
libido. Libido insting kehidupan yang bersifat seksual yang ada sejak
manusia lahir. Ada 6 fase yang membagi perkembangan manusia menurut Freud:
a. Fase oral (0-1 tahun) : Disini anak mendapatkan kenikmatan dan kepuasan dengan
berorientasi pada mulut. Kontak sosial lebih bersifat fisik seperti menyusui.
Peran sosial biasanya dipegang oleh ibu.
b. Fase anal (1–3 tahun) : Pada fase ini kenikmatan berpusat didaerah anus, seperti
saat buang air besar. Inilah saat untuk mengajarkan disiplin pada anak.
c. Fase falik (3–5 tahun) : Pusat kepuasan pada fase ini adalah
alat kelamin. Anak mulai tertarik pada perbedaan anatomis laki-laki dan
perempuan, dan biasanya difigurkan oleh ayah dan ibu. Pada anak laki-laki
terjadi Oedipus Kompleks atau gairah seksual.
d.Peride laten (5–12 tahun) : Meupakan masa tenang dimana anak
mulai mengembangkan kemampuan motorik dan kognitifnya. Anak mulai mencoba
menekan rasa takut dan cemas. Anak mulai mencari fugur ideal saat ia dewasa,
homoseksual alami mulai bisa terlihat pada masa ini.
e Fase genital ( > 12 tahun ) : Tahap kematangan pada alat
reproduksi, pusat kepuasaan berada di daerah kelamin. Disini libido mulai
diarahkan untuk hubungan heteroseksual. Dan mulai merasakan cinta kepada lawan
jenis.
b. Teori Perkembangan Kepribadian Erik Erikson
Teori
Erikson ini mendasarkan teori pada libido. Maka dari itu teori ini sangat
dipengaruhi oleh psikoanalisa Freud. Disini yang dikembangkan adalah konflik
yang terjadi di dalam perkembangan seseorang. Konflik yang timbul ini akan
menimbulkan krisis. Sedangkan apabila krisis yang erjadi terselesaikan,
maka akan mempengaruhi perkembangan individu. Menurut Erikson krisis disini
bukanlah suatu yang buruk, tetapi merupakan titik tolak perkembangan
psikososial Erikson dibagi menjadi delapan tahap:
- Basic Trust vs Bsic Mistrust (Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar) -0-1th
Kebutuhan
akan rasa aman dan ketidakberdayaan menyebabkan konflik yang dialami oleh anak
dalam tahap ini adalah kepercayaan. Bila rasa aman terpenuhi, maka akan
berkembang pula kepercayaan nya pada lingkungan. Dan sebaliknya bila terganggu
dengan lingkungan, maka akan sulit untuk mengembangkan kepercayaan.ibu memegang
peranan penting pada masa ini.
- Autonomy vs Shame & Doubt (Otonomi Vs Perasaan Malu dan Keragun-raguan) -2-3th
Pada
masa ini organ dan fungsi tubuh sudah mulai masak dan terkoordinasi, anak dapat
melakukan gerakan secara lebih bervariasi. Dan karena itu konflik yang dihadapi
pada masa ini lebih kepada pengakuan, pujian untuk mengembangkan percaya diri.
Kedua orang tua memegang peranan penting pada masa ini.
- Initiative vs Guilt (Inisiatif Vs Kesalahan) – 3-6th
Disini
anak sudah mulai berinisiatif atau memm=iliki perasaan bebas untuk melakukan
sesuatu . Tapi bila dia mengembangkan keraguan sebelumnya, maka yang akan
berkemban malah rasa bersalahnya.
- Industry vs Inferiority (Kerajinan Vs Inferioritas) -6-11th
Anak
mulai dapat berfikir logis dan sudah mulai bersekolah.konflik yang dihadapi
pada masa ini adalah perasaan sebagai seorang yang mampu atau perasaan rendah
diri.bila ia mengembangkan kemampuannya maka akan berkembang pula gairah
untuk lebih produktif.
- Identity vs Role Confusion (Identitas Vs Kekacauan Identitas) – mulai 12 th
Anak
lebih dihadapkan pada tutuntan untuk lebih mengenal dirinya diamana dia sudah
mulai harus memikirkan masa depannya. Konflik yang dihiadapi adalah perasaan
menemukan jati dirinya atau malah kekaburan diri.
- Intimacy vs Isolation (Keintiman Vs Isolasi)
Individu
sudah mulai mencari pasangan hidup. Konflik yang dihadapi pada masa ini
tentunya adalah kesiapan untuk berhubungn dengan orang lain. Seseorang
yang telah melewati tahap ini akan mendapatkan perasaan kemesraan dan
keintiman.
- Generativity vs Self-absorbtion (Generativitas Vs Stagnasi)
Konflik
atau krisis yang dihadapi adalah dimana muncul perasaan tuntuan untuk membantu
orang lain diluar keluarganya, sperti masyarakat umum . disini pengalaman yang
dapatmempengaruhi kemampuannya untuk bebrbuat sesuatu di masyarakat.
- Ego Integrity vs Despair (Integritas Vs Keputusasaan)
Pada
masa ini seseoarang akan mulai menengok masa lalu. Prestasi dan segala sesuatu
yang didapat dimasa lalu akan menghasilkan kepuasan. Dan apabila apa yang
diraih pada masa lalu tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka akan
menimbulkan rasa kecewa.
c. Teori Perkembangan Kepribadian menurut Gordon
W . Allport
1. Sifat (Trait)
Di dalam kepribadian terdapat sifat dasar
yakni : (Nyata, Berkembang, Fleksibel, Empirik dan Kemandirian yang relatif).
Nah dari 5 sifat dasar ini, terdapat sifat umum dan sifat khusus yang
berkembang pada tiap-tipa sifat dasar.
2. Traits-Habit-Atitud
Dalam struktur ini, dinyatkan bahwa
kepribadian dapat dibentuk karena sifat dasar, kebiasaan, sikap dalam
menghadapi sesuatu, dan kategori nomotetik
3. Trait dan Konsistensi Pribadi
Stuktur ini mengarah pada praktikum
stimulus-respon. dia membagi atas 3 trait didalamnya. yaitu (gregorius=suka
berteman);(shyness=pemalu) dan (self esteem=kepercayaan diri).
4. Propium
Naaahh, propium ini
adalah struktur yang membahas tentang perkembangan baik itu dalam emosi,
kecakapan individu, kemampuan persepsi dan tujuan hidup seseorang.
Perkembangannya sama dengan perkembangan sigmund freud, ia membaginya dalam 5
tahap yaitu Oral,Anal, Phalic, Laten dan Genital.
5. Motivasi
Kekuatan dari stuktur notivasi dalam
pribadi menurut Gordon allport berbeda dengan yang lain, dimana ia mengatakan
bahwa yang paling menunjang dala motivasi ialah kemampuan kognitif dan
perencanaan hidup. Dari dua hal itu, ia mampu membentuk motivasi dalam dirinya
karena ia telah memiliki kemampuan kognitif dan perencanaan.
6. Otonomi Fungsional
Otonomi fungsional adalah struktur yang
membahas tentang keanekaragaman pribadi. Kenapa ada yang suka membaca? Kenapa
ada yang suka Melukis? itulah yang disebut dengan keanekaragaman pribadi yang
dibagi dalam dua tingkat otonomi yaitu: Kebiasaan dan Minat. Kebiasaan adalah
struktur yang terbentuk dari keterikatan lingkungan kita. Misalnya jika kita
tinggal di lingkungan yang banyak pemain bola, maka kita akan ikut juga untuk
bermain bola, sedangkan Minat adalah stuktur yang
terbentuk dari kesadaran akan target yang kita inginkan
Daftar pustaka:
Siswanto.(2007).Kesehatan Mental : Kesehatan Mental – Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.Yogyakarta: ANDI
Semium, Yustinus.(2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta.Kasinius
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.
Daftar pustaka:
Siswanto.(2007).Kesehatan Mental : Kesehatan Mental – Konsep, Cakupan dan Perkembangannya.Yogyakarta: ANDI
Semium, Yustinus.(2006). Kesehatan Mental 2. Yogyakarta.Kasinius
Riyanti, Dwi B.P., Prabowo, Hendro. (1998). Seri diktat kuliah psikologi umum 2. Depok: Universitas Gunadarma.
Puspitawati, I. Dwi Riyanti, Hendro Prabowo.(1996). Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum I. Jakarta. Gunadarma.