Nama
: Filza Fardhila
Kelas
: 3PA05
NPM : 19511217
Tugas
akhir softskill psikologi manajemen
1.
Definisi Komunikasi
Secara harafiah, komunikasi
berasal dari Bahasa Latin: COMMUNIS
yang berarti keadaan yang biasa, membagi. Dengan kata lain, komunikasi adalah
sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi
biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota
organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja
terjadi.
Definisi komunikasi lainnya adalah penjabaran tentang arti istilah
komunikasi berdasarkan pencetusnya. Artikel ini berisi daftar definisi
komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan
(langsung) ataupun tidak langsung (melalui media)
Analisis Pengertian Komunikasi
Dan 5 (Lima) Unsur Komunikasi Menurut Harold Lasswell Sat, 10/11/2007 - 6:54pm
— Rejals Analisis Definisi Komunikasi Menurut Harold Lasswell
Komunikasi pada dasarnya
merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran
apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which
channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).
Analisis 5 unsur menurut
Lasswell (1960):
1. Who? (siapa/sumber). Sumber/komunikator
adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau
yang memulai suatu komunikasi,bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun
suatu negara sebagai komunikator.
2. Says What? (pesan). Apa yang
akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari sumber (komunikator)
atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili
perasaan,nilai, gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,
simbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.
3. In Which Channel?
(saluran/media). Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber)
kepada komunikan (penerima) baik secara langsung(tatap muka), maupun tidak
langsung (melalui media cetak/elektronik dll).
4. To Whom? (untuk
siapa/penerima). Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan
dari sumber.Disebut tujuan (destination)/ pendengar (listener)/ khalayak (audience)/
komunikan/ penafsir/ penyandi balik (decoder).
5. With What Effect?
(dampak/efek). Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah
menerima pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan,
dll.
Contoh: Komunikasi antara guru
dengan muridnya. Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang
akan disampaikan kepada murid atau komunikan.Setelah itu guru juga harus
menentukan saluran untuk berkomunikasi baik secara langsung(tatap muka) atau
tidak langsung(media).Setelah itu guru harus menyesuaikan topic/diri/tema yang
sesuai dengan umur si komunikan,juga harus menentukan tujuan komunikasi/maksud
dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri komunikan sesuai dengan yang
diinginkan.
2.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu
persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya.[4]
Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif
(sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak
melalui perkembangan.[4]
Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada
penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.[4]
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai
berikut :
- Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.
- Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut enconding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.
- Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
- Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
- Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
- Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
- Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
3.
Hambatan Komunikasi
Di
dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran jalannya
proses komunikasi, Sehingga informasi
dan gagasan yang disampaikan tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas
oleh penerima pesan atau receiver.
a.
Status
effect
a.
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang dimiliki
setiap manusia.Misalnya karyawan dengan status sosial yang lebih rendah harus
tunduk dan patuh apapun perintah yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut
tidak dapat atau takut mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
b.
Semantic Problems
Faktor
semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk
menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada komunikan. Demi kelancaran komunikasi
seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan sematis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya
bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya kesalahan
pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan demonstrasi
menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
c. Perceptual distorsion
c. Perceptual distorsion
Perceptual
distorsion dapat disebabkan karena perbedaan cara pandangan yang sempit pada
diri sendiri dan perbedaaan cara berpikir serta cara mengerti yang sempit
terhadap orang lain. Sehingga dalam komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan
wawasan atau cara pandang antara satu dengan yang lainnya.
d. Cultural Differences
Hambatan
yang terjadi karena disebabkan adanya perbedaan kebudayaan, agama dan
lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras, dan
bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa kata-kata yang memiliki arti berbeda
di tiap suku. Seperti contoh : kata “jangan” dalam bahasa Indonesia artinya
tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis
makanan berupa sup.
e. Physical
Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap
proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau
kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f. Poor choice of communication channels
f. Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan
dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari misalnya
sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan muncul,
gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada surat
sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g. No Feed back
g. No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan pesan kepada
receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver maka yang
terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh : Seorang
manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan, dalam
penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau respon
dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
4.
Definisi
Komunikasi Interpersonal Efektif
Komunikasi
interpersonal merupakan komunikasi yang mempunyai efek yang besar dalam hal
memepengaruhi orang lain terutama perindividu. Hal ini disebabkan, biasanya
pihak yang terlibat dalam komunikasi bertemu secara langsung, tidak menggunakan
media dalam penyampaian pesannya sehingga tidak ada jarak yang memisahkan
antara komunikator dengan komunikan.
Faktor
personal timbul dari dalam diri individu. Bahwa dalam menanggapi proses
komunikasi antarpribadi, akan dipengaruhi berbagai keadaan yang ada pada diri
individu.
Faktor
biologis berupa rasa lapar yang dirasakan oleh individu akan berpengaruh terhadap
kepribadiannya.
Faktor
Phisikologis Setiap manusia memiliki kehendak dan keinginan sesuai kondisi
jiwanya. Secara kontekstual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu
komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana individu-individu
tersebut secara fisik saling berinteraksi, saling memberikan umpan balik, dan
menggunakan indera sebagai sensor untuk mengenali partner komunikasi.
komunikasi interepersonal yang bersifat faktual, mendasarkan pada fakta
empiris. Komunikasi interpersonal diistilahkan sebagai komunikasi yang terjadi
antara beberapa individu yang saling kenal satu sama lainnya dalam periode
waktu tertentu.
FUNGSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL YANG EFEKTIF
Komunikasi
interpersonal dianggap efektif, jika orang lain memahami pesan anda dengan
benar, dan memberikan respon sesuai dengan yang anda inginkan. Komunikasi
interpersonal yang efektif, akan membantu anda mengantarkan kepada tercapainya
tujuan tertentu. Apapun kedudukan anda, keterampilan berkomunikasi secara efektif
merupakan modal penting bagi sebuah keberhasilan.
Lima
Hukum Komunikasi Efektif :
1.Respect
2. Empathy
3.Audible
4.Clarity
5.Humble
5.
Komunikasi
Interpersonal Efektif Dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal
efektif dalam organisasi yang mencakup componential & situational, yaitu :
Komunikasi dalam
organisasi atau perusahaan dapat menentukan efektif atau tidaknya dalam suatu
penyampaian pesan atau perintah antar anggota organisasi, baik antara atasan
dengan bawahan (downward communication), bawahan dengan atasan (upward
communication), maupun antar anggota yang jabatannya setaraf (lateral
communication). Secara sederhana, komunikasi adalah proses penyampaian atau
transfer dan pemahaman suatu pengertian (meaning). Jadi dalam berkomunikasi,
kita harus efektif menyampaikan pesan yang ada pada kita kepada orang lain.
Adapun berkomunikasi secara langsung dan sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan kepada orang lain. Karena dapat mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung. Proses
berkomunikasi dimulai dari adanya pesan yang akan disampaikan oleh pengirim,
kemudian ditransfer melalui suatu channel (saluran), kemudian diterima oleh
penerima. Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi
mencakup dua bagian yaitu componential dan situational.
1. Componential
Menjelaskan komunikasi
antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan
segera.
2. Situasional
Interaksi tatap muka
antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang
mendukung disekitarnya.
Sumber :
Suranto. 2011. Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, Edisi Pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar